Jakarta, Ngabarin.com -– Penulis bestseller *Teruslah Bodoh Jangan Pintar*, Tere Liye, baru saja menyulut kontroversi lewat unggahan viral yang menyebut Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai “partai paling munafik” di Indonesia. Kritik pedasnya langsung jadi perbincangan hangat di media sosial, dengan warganet terbelah antara setuju dan membela PSI.
### **”Dulu Anti-Dinasti, Sekarang Cari Aman”**
Dalam postingannya, Tere Liye mengecam PSI karena dianggap berbalik arah dari janji-janjinya di awal berdiri. “Dulu gagah klaim partai anak muda, anti-dinasti, benci politik lama. Sekarang? Licin bagai belut, ikut arus yang menguntungkan,” tulisnya.
Ia juga menyoroti perubahan logo PSI, yang disebut sebagai upaya “mencuci sejarah”. “Dulu mereka hujat Prabowo habis-habisan, kasih piagam kebohongan lebay. Sekarang malah berkoalisi. Besok kalau sudah enggak menguntungkan, pasti balik lagi nyaci,” tambahnya.
### **Dukungan ke Ganjar Gagal, Lalu “Nyetron” ke Prabowo**
Tere Liye tak lupa menyinggung perjalanan politik PSI yang awalnya mendukung Ganjar Pranowo, tapi kemudian berbelok mendukung Prabowo Subianto setelah elektabilitasnya melonjak. “Ini politik *timing*-nya pas banget. Kalau enggak laku, ganti merk,” sindirnya.
### **Respons PSI: “Kami Konsisten, Kritik Itu Biasa”**
Sampai berita ini diturunkan, PSI belum memberikan pernyataan resmi. Namun, beberapa kader muda PSI di Twitter membela partainya dengan mengatakan, “Politik itu dinamis, yang penting kami tetap memperjuangkan suara anak muda.”
Tapi, tanggapan ini justru dijadikan bahan ledekan netizen. “Dinamis = enggak punya prinsip? Wkwkwk,” tulis salah satu warganet.
### **Warganet Ramai-ramai Kasih Komentar **
Postingan Tere Liye ini memicu berbagai komentar warganet, ada yang setuju, tapi tentu ada juga yang membela PSI.
Akun Facebook Rabbhy Gfiirlii berkomentar : “Bisakah kita kompak boikot sja kroni2nya ituu? Pas pemilihan gak usah pilh dri partaii ituu”
Akun Facebook Arzan Hams Perawang mengatakan : “Saya jadi ragu dulu Indonesia yg jajah Belanda dan Jepang,Jangan2 dulu kita dijajah para penjilat dari bangsa kita sendiri…”
Akun atas nama Atik Dwi Astuty berkomentar : “Heran yaa kok msh pada mau milih partai ini,mencla mencle”
Ada juga yang menganggap sikap PSI itu biasa saja, seperti komentar akun Arief Budiman Pris : “Semua partai sih klo ini, sekarang teman, besok jadi lawan, yang tolol ya orang2 yang mengidolakan partai dan pengurusnya”
Lanjutannya gimana? Kita tunggu aja apakah PSI bakal bikin klarifikasi atau malah cuek bebek. Tapi yang pasti, Tere Liye sudah sukses bikin mereka *trending* lagi—entah dalam cara yang mereka mau atau enggak.
Bagaimana pendapatmu? Setuju dengan Tere Liye atau justru bela PSI? Share di kolom komentar!